Ternyata Semen yang Biasa Kita Gunakan Dapat Merusak Bangunan & Lingkungan, kok Bisa..?

Ternyata Semen yang Biasa Kita Gunakan Dapat Merusak Bangunan & Lingkungan, kok Bisa..?

Semen konvensional yang saat ini umum digunakan dalam dunia konstruksi sering dikenal juga sebagai semen portland memiliki kekuatan dan kemudahan dalam penggunaanya. Tapi ternyata semen ini juga memiliki kelemahan-kelemahan yang patut dipertimbangkan dan dihindari karena memiliki pengaruh pada durabilitas bangunan dan dampak lingkungan dimasa yang akan datang.

Berikut adalah beberapa kelemahan utama dari semen konvensional:

Rentan terhadap retakan. Semen konvensional cenderung rentan terhadap retak, terutama pada kondisi cuaca ekstrem atau tekanan yang berlebihan. Retakan ini dapat muncul akibat perubahan suhu yang drastis atau kelembaban yang tidak stabil. Retak dapat mempengaruhi kekuatan struktural bangunan dan memerlukan perawatan yang berkelanjutan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

Pengaruh terhdap lingkungan. Produksi semen konvensional memiliki dampak lingkungan yang signifikan. Proses pembuatan semen menghasilkan emisi karbon dioksida (CO2) dalam jumlah besar, yang berkontribusi terhadap pemanasan global. Selain itu, penambangan bahan baku seperti batu kapur juga dapat merusak ekosistem dan mengurangi keanekaragaman hayati.

Penyerapan air tinggi & potensi keropos. Semen konvensional memiliki sifat penyerapan air yang cukup tinggi, yang dapat menyebabkan keropos dan penurunan kualitas material seiring waktu. Ketika semen menyerap air, bisa terjadi reaksi kimia yang menyebabkan pengembangan dan kontraksi, yang berpotensi mengakibatkan keretakan dan kerusakan struktural.

Durabilitas terhadap bahan kimia. Meskipun semen konvensional cukup kuat, bahan ini tidak sepenuhnya tahan terhadap serangan bahan kimia tertentu seperti asam sulfat dan klorida. Paparan jangka panjang terhadap bahan kimia ini dapat mengakibatkan korosi pada struktur beton yang diperkuat, yang pada akhirnya mempengaruhi kekuatan dan integritas bangunan.

Waktu pengeringan. Semen konvensional membutuhkan waktu pengeringan yang relatif lama, yang dapat memperlambat proses konstruksi. Waktu pengeringan yang panjang juga dapat menunda tahapan konstruksi berikutnya dan meningkatkan biaya keseluruhan proyek.

Perawatan. Struktur yang dibangun dengan semen konvensional memerlukan perawatan berkala untuk menjaga kekuatan dan keawetannya. Biaya perawatan ini, termasuk perbaikan retak dan pelapisan ulang, dapat menjadi beban tambahan dalam jangka panjang.

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan di atas, industri konstruksi telah mengembangkan berbagai alternatif dan solusi, termasuk penggunaan semen ramah lingkungan yang memiliki emisi karbon lebih rendah, serta bahan tambahan seperti fly ash dan slag yang dapat meningkatkan kekuatan dan durabilitas beton. Penggunaan teknologi beton berperforma tinggi dan beton self-healing juga semakin populer untuk meningkatkan umur panjang dan mengurangi kebutuhan perawatan. Semua inovasi ini kami implementasikan dalam produk-produk cementitious mix dan sudah mulai kami perkenalkan pada pasar dunia konstruksi di Indonesia.

Untuk mengetahui informasi detail mengenai produk ini, Anda dapat membacanya pada halaman produk dan memilih kategori cementitious mix atau mengunduh Technical Data Sheet pada halaman download serta menghubungi cs kami, dengan senang hati kami akan membantu Anda.